Ibadah dan Landasan Utama yang manyertainya

Dasar dari sebuah ubudiah atau pengabdian yang ideal seorang hamba kepada Allah ta'alaa harus terdiri dari 3 landasan utama :

Al-Mahabbah - Cinta 
Cinta kepada Allah Subhanahu wata'ala.
Tanpa ada rasa cinta maka ibadah yang dilakukan seseorang kepada Robb nya ibarat tidak ada ruh nya dan tidak akan memberi atsar (efek) pada kepribadian dirinya secara keseluruhan sebagai seorang hamba yang sempurna.
Dan kondisi perasaan cinta kepada Allah ini harus benar-benar dahsyat adanya.
Tidak ada yang lebih besar dan lebih pantas atas cinta yang ada pada diri seseorang hamba  kecuali kecintaan dirinya terhadap Robb nya yang diwujudkan dalam keikhlasan dalam beriman kepada-Nya dan melaksanakan amal sholih dengan ikhlas.
Setelah cinta yang sempurna kepada Robb nya maka seorang Muslim dituntut untuk mencintai Rasulullah shalallahu 'alaihi wassalam dengan mengusahakan semaksimal mungkin mengikuti apa yang dibawanya,melaksanakan apa yang diperintahkannya dengan semangat keyakinan bahwa beliau adalah utusan Allah.
Jika seorang Muslim benar-benar mencintai Allah maka kita harus membenarkan apa yang dibawa Rasulullah sholallahu 'alaihi wassalam dan mencintai Beliau.
Karena di dalam Al Qur'an Allah ta'ala mengajarkan kepada kita bahwa jika kita ingin dicintai Allah maka kita harus mengikuti Rasulullah shalallahu 'alaihi wassalam, niscaya Allah pun akan mencintai kita dan mengampuni kita.
Sebagaimana firman Allah Ta'ala dalam surat Al-Imran ayat 31:

"Katakanlah: 'Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu'. Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang."

Al-Khauf - Takut
Perasaan takut akan apa yang telah dijelaskan oleh Allah ta'ala tentang bagaimana keadaan orang-orang yang tidak taat kepada Allah dan Rasul-Nya yang mana tempatnya adalah seburuk-buruk tempat kembali (neraka) harus menjadi salah satu landasan dasar bagi seseorang yang bertaqwa dalam melaksanakan setiap ritual ibadahnya kepada Allah ta'alaa.
Setiap hamba harus membangun perasaan ini.
Karena dari dasar rasa Khauf atau takut ini maka diharapkan kita bersungguh-sungguh dalam beribadah. Tidak menyepelekan segala tuntunan (Syari'at) yang ada.
Waspada atas ketidaksempurnaan pelaksanaan ibadah tersebut dan ada rasa takut atau khawatir jika ibadah kita tidak diterima oleh Allah ta'alaa... Sehingga setiap selesai melaksanakan suatu ibadah kita akan terus mengucapkan kalimat-kalimat taubat, istighfar sebagai rasa khauf dan tawadhu' kita dihadapan Allah SWT.
Allah berfirman:
"Sesungguhnya yang takut kepada Allah di antara hamba-hamba-Nya, hanyalah ulama. Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Pengampun." (Qs. Fathir : 28)

"Ketahuilah, bahwa sesungguhnya Allah amat berat siksa-Nya dan bahwa sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (QS. Al-Maidah: 98)

Ar-Roja' -  Harap
Setelah kedua perasaan diatas (point 1 & 2) tertancap kuat dalam hati seseorang maka penyempurna ubudiahnya kepada Allah ta'alaa adalah harus adanya rasa Roja' atau harap kepada Allah SWT.
Rasa harap ini akan sangat berpengaruh untuk memback up perasaan putus asa atas segala kelemahan dirinya dalam penghambaannya kepada Robb nya.
Perasaan ini juga merupakan suatu ibadah batin tersendiri dari seseorang hamba yang sangat mulia kedudukannya disisi-Nya.
Karena jika kita memiliki perasaan harap kepada Robb nya, berarti pula adanya pengakuan yang kuat atas kebenaran Asma wa Syifat-Nya ...
Sehingga akan sangat berpengaruh pada kondisi bertambahnya rasa cinta si hamba dan penghambaan dirinya kepada Robb -Nya yang tercermin pada bertambah baiknya kualitas ibadah yang dilakukannya...
Setiap diri kita berpotensi untuk mendapat cinta Allah.
Dengan menuntut ilmu kita bisa mengenal sosok mulia Rasulullah shalallahu 'alaihi wassalam yang membawa pelita keimanan sehingga terbimbinglah ruh dan jasad kita menjadi hamba yang Robbani. Yang mengenal Robbnya, mencintai-Nya, mentaati syariat yang dibawa oleh Rasul-Nya.
Allahumma sholi 'alaa muhammad wa 'alaa aali Muhammad
Selamat berjuang menjadi Hamba yang dicintai Robbnya
Oleh: Bunda Endria

0 Response to "Ibadah dan Landasan Utama yang manyertainya"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel